1.
Sifat
gelombang dari elektron berdasarkan teori atom modern
Model atom
mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926). Sebelum Erwin
Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori
mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak
mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada
saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron
pada jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah
ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut
orbital. Orbital menggambarkan tingkat energi
elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan
membentuk subkulit. Beberapa subkulit bergabung membentuk kulit. Dengan
demikian, kulit terdiri atas beberapa subkulit dan subkulit terdiri atas
beberapa orbital. Schrodinger
memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Suatu elektron dalam atom digambarkan sebagai suatu gelombang. Dengan demikian, elektron dalam atom tidak mempunyai lintasan yang pasti seperti gambaran Rutherford-Bohr. Elektron berkedudukan dalam ruang yang dinyatakan dengan gelombang. Oleh karena lintasan elektron tidak jelas, disebut dengan kebolehjdian untuk menemukan elektron pada berbagai jarak dari inti dan pada berbaai gerak dalam ruang. Menurut Schrödinger elektron yang terikat pada inti atom dapat dianggap memiliki sifat sama seperti “standing wave”, anda bisa membayangkan gelombang standing wave ini seperti senar pada gitar. Ciri standing wave ini ujung-ujungnya harus memiliki simpul sehingga ½ gelombang yang dihasilkan berjumlah bilangan bulat.
Hal yang sama
dapat diterapkan apabila kita menganggap elektron dalam atom hydrogen sebagai
“standing wave”. Hanya orbit dengan dengan jumlah ½ gelombang tertentu saja
yang diizinkan, orbit dengan jumlah ½ gelombang yang bukan merupakan bilangan
bulat tidak diizinkan. Hal inilah penjelasan yang rasional mengapa energi
dalam atom hydrogen terkuantisasi.
Karena
kebolehjadian menemukan elektron dalam orbital molekul sebanding dengan kuadrat
fungsi gelombang, peta elektron nampak seperti fungsi gelombang.
Suatu
fungsi gelombang mempunyai daerah beramplitudo positif dan negatif yang disebut
cuping (lobes). Tumpang tindih cuping positif dengan positif atau negatif
dengan negatif dalam molekul akan memperkuat satu sama lain membentuk ikatan,
tetapi cuping positif dengan negatif akan meniadakan satu sama lain tidak
membentuk ikatan. Besarnya efek interferensi ini mempengaruhi besarnya integral
tumpang tindih dalam kimia kuantum.
Ciri khas model
atom mekanika gelombang yaitu :
1.
Gerakan
elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak
stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi
gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling
besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)
2.
Bentuk
dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (Elektron
yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut)
3.
Posisi
elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang
pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron
Dalam
pembentukan molekul, orbital atom bertumpang tindih menghasilkan orbital
molekul yakni fungsi gelombang elektron dalam molekul. Jumlah orbital molekul
adalah jumlah atom dan orbital molekul ini diklasifikasikan menjadi orbital molekul
ikatan, non-ikatan, atau antiikatan sesuai dengan besarnya partisipasi orbital
itu dalam ikatan antar atom.
2.
Orbital
ikatan dan anti ikatan
Orbital molekul adalah
orbital-orbital dari dua atom yang
saling tumpang tindih agar dapat menghasilkan ikatan
kovalen. Teori orbital molekul menggambarkan ikatan
kovalen melalui istilah orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi
orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait dengan
molekul secara keseluruhan . Konstruksi orbital molekul dari orbital atom, bagian
dalam pembentukan molekul.
Sebagian
dari orbital molekul mempunyai energi yang lebih besar daripada energi orbital
atom. Hal tersebut dikarenakan terbentuknya orbital dari orbital molekul
pengikatan (bonding) dan orbital molekul antiikatan (antibonding). Pada bagian
dalam elektron yang tidak diambil disebut elektron tidak berikatan (nonbonding)
dan elektron tersebut mempunyai energi yan sama dengan energi yang dimiliki
oleh atom-atom yang terpisah. Setiap jenis orbital secara umum mempunyai
energi-energi yang relatif.
Orbital molecular ikat (bonding) yaitu orbital dengan
rapatan electron ikat terpusat mendekat pada daerah antara kedua inti atom yang
bergabung dan dengan demikian menghasilkan situasi yang lebih stabil. Orbital
molecular antiikat (antibonding) yaitu orbital dengan rapatan electron ikat
terpusat menjauh dari daerah antara inti atom yang bergabung dan menghasilkan
situasi kurang stabil.
Berikut adalah perbedaan
orbital molekul bonding dan antibonding:
A.
Orbital Molekul Bonding
1. Dibentuk oleh penambahan tumpang tindih
2. Lebih stabil
3. Energi lebih kecil
4. Kepadatan elektron antara inti terikat lebih tinggi
1. Dibentuk oleh penambahan tumpang tindih
2. Lebih stabil
3. Energi lebih kecil
4. Kepadatan elektron antara inti terikat lebih tinggi
B.
Orbital Molekul antibonding
1. Dibentuk oleh pengurangan tumpang tindih
2. Kurang stabil
3. Energi lebih besar
4. Kepadatan elektron antara inti terikat lebih rendah
1. Dibentuk oleh pengurangan tumpang tindih
2. Kurang stabil
3. Energi lebih besar
4. Kepadatan elektron antara inti terikat lebih rendah
Syarat
pembentukan orbital molekul ikatan yaitu :
(1) Cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih.
(2) Tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama.
(3) Tingkat energi orbital-orbital atomnya dekat.
(1) Cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih.
(2) Tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama.
(3) Tingkat energi orbital-orbital atomnya dekat.
"Orbital
molekul, seperti orbital atom, dapat berisi dua elektron, satu dengan spin
keatas dan yang lain dengan spin kebawah. Dalam orbital moleku pengikatan,
pengikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama elektron-elektron (yang
paling sering adalah pasangan elektron dengan spin yang berlawanan). Kerapatan
elektron rata-rata yang terbesar berada di antara nukleinya dan cenderung untuk
menarik nukleinya bersama-sama. Pemakaian bersama elektron itu sendiri tidaklah
mencukupi untuk terjadinya ikatan kimia. Elektron yang dipakai pada orbital
molekul antipengikatan secara bersama-sama cenderung untuk memaksa inti atau
nekleinya berpisah, sehingga kekuatan ikatan tersebut menurun".
Misalnya,
lima orbital molekul dalam hidrogen fluorida, HF, dibentuk dari orbital 1s
hidrogen dan orbital 2s dan 2p fluor. Orbital ikatan 1σ mempunyai karakter
fluorin, dan orbital 3σ anti ikatan memiliki karakter 1s hidrogen. Karena
hidrogen hanya memiliki satu orbital 1s, tumpang tindih dengan orbital 2p fluor
dengan karakter π tidak efektif, dan orbital 2p fluor menjadi orbital
nonikatan. Karena HF memiliki delapan elektron valensi, orbital nonikatan ini
menjadi homo.
3.
Orbital
hibrida karbon
Hibridisasi adalah sebuah konsep
bersatunya orbital-orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan
penjelasan kualitatif sifat ikatan atom. Konsep orbital-orbital yang
terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk orbital molekul dari
sebuah molekul. Teori
hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk
menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan
S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.
Ø
Jenis-jenis Hibridisasi
a. Hibrid sp3
Hibridisasi
menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom. Untuk
sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti metana, CH4), maka
karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat
dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi keadaan dasar karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1 .Teori
ikatan valensi memprediksikan, berdasarkan pada keberadaan dua
orbital p yang terisi setengah, bahwa C akan
membentuk dua ikatan
kovalen, yaitu CH2. Namun, metilena adalah
molekul yang sangat reaktif (lihat pula:karbena),
sehingga teori ikatan valensi saja tidak cukup untuk menjelaskan keberadaan CH4. Pada
CH4, empat
orbital hibrid sp3 bertumpang
tindih dengan orbital 1s hidrogen, menghasilkan empat ikatan sigma. Empat ikatan ini memiliki panjang dan kuat ikat
yang sama, sehingga sesuai dengan pengamatan.
b. Hibrid sp2
Senyawa
karbon ataupun molekul lainnya dapat dijelaskan seperti yang dijelaskan pada
metana. Misalnya etilena(C2H4) yang memiliki ikatan rangkap dua di antara
karbon-karbonnya. Karbon
akan melakukan hibridisasi sp2 karena
orbtial-orbital hibrid hanya akan membentuk ikatan sigma dan satuikatan pi seperti
yang disyaratkan untuk ikatan rangkap dua di
antara karbon-karbon. Ikatan hidrogen-karbon memiliki panjang dan kuat ikat
yang sama.
c. Hibrid sp
Ikatan
kimia dalam senyawa seperti alkuna dengan ikatan rangkap tiga dijelaskan dengan hibridisasi sp. Dalam model ini, orbital 2s hanya bergabung dengan satu orbital-p, menghasilkan dua
orbital sp dan menyisakan dua orbital p. Ikatan kimia dalam asetilena (etuna)
terdiri dari tumpang tindih sp-sp antara dua atom karbon membentuk
ikatan sigma, dan dua ikatan pi tambahan
yang dibentuk oleh tumpang tindih p-p. Setiap karbon
juga berikatan dengan hidrogen dengan tumpang tindih s-sp bersudut
180°.
dari postingan ini saya ingin bertanya
BalasHapusMengapa pada Orbital molecular anti ikat (antibonding) pada saat orbital dan rapatan electron ikat terpusat menjauh dan menghasilkan situasi kurang stabil. nah, mengapa bisa menghasilkan situasi yang kurang stabil???
assalamualaikum vini, postingan yang bagus ,saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan kepada saudari vini mengenai Persamaan Schrodinger , bisakah vini jelaskan bagaimanakah persamaan Schrodinger itu beserta rumus yang digunakan , terima kasih
BalasHapus@roby terima kasih pertanyaannya, saya akan mencoba menanggapi. saya akan menampilkan rumus persamaan schrodinger di postingan saya
BalasHapus@nurussalamia terima kasih pertanyaanya, saya akan mencoba menjawab Energi hubungannya dengan stabilitas. Harap dicatat bahwa, sesuai teori orbital molekul, elektron yang berada di orbital ikatan dalam sebuah ikatan adalah antara dua inti. Sementara satu di antibonding berada di luar dua wilayah inti. Jadi elektron dalam ikatan yang lebih stabil yang dibatasi oleh dua inti dan dengan demikian memiliki energi yang lebih rendah. Cara lain untuk memahami (stabilitas dari energi bukannya energi dari stabilitas) adalah bahwa ketika dua atom bergabung membentuk ikatan mereka membentuk dua orbital satu dengan energi yang lebih rendah dari atom asli (alasan antara dua inti) dan satu dengan energi yang lebih tinggi (di luar dua wilayah inti, antibonding itu.)
BalasHapus