A.
Orbital
Hibrida Dari Nitrogen dan Oksigen
a.
Atom Nitrogen
Ikatan kovalen tidak hanya terbentuk dalam senyawa
karbon, tetapi juga dapat dibentuk oleh atom-atom lain. Semua ikatan kovalen
yang dibentuk oleh unsur-unsur dalam tabel periodik dapat dijelaskan dengan
orbital hibrida. Secara prinsip, pembentukan hibrida sama dengan pada atom
karbon. Amonia, NH3, salah satu contoh molekul yang mengandung ikatan kovalen
yang melibatkan atom nitrogen. Atom nitrogen memiliki konfigurasi ground-state:
1s2 2s2 2px1 2py1 2pz1, dan memungkinkan atom nitrogen berikatan dengan tiga
atom hidrogen.
Ketika
terdapat tiga elektron tak berpasangan mengisi orbital 2p, ini memungkinkan
orbital 1s dari hidrogen untuk overlap dengan orbital 2p tersebut membentuk
ikatan sigma. Sudut ikatan yang terbentuk adalah 107.30, mendekati sudut
tetrahedral (109.50). Nitrogen memiliki lima elektron pada kulit terluarnya.
Pada hibridisasi sp3, satu orbital sp3 diisi oleh dua elektron dan tiga orbital
sp3 diisi masing-masing satu elektron.
Nitrogen
memiliki tiga elektron tak berpasangan pada orbital hibrid sp3, ketika satu
elektron dalam orbital hibrida tersebuttereksitasi ke orbital p maka terbentuk
hibrida baru, yaitu sp2. Elektron pada orbital p digunakan untuk membentuk
ikatan pi. Jadi, atom nitrogen yang terhibridisasi sp2 memiliki satu ikatan pi
yang digunakan untuk membentuk ikatan rangkap dua, mirip dengan molekul etena.
Apabila elektron yang tereksitasi ke orbital p ada dua maka nitrogen memiliki
kemampuan membentuk dua ikatan pi atau satu ikatan rangkap tiga (hibridisasi
sp).
b.
Atom Oksigen
Elektron pada ground-state atom oksigen memiliki
konfigurasi: 1s2 2s2 2px2 2py1 2pz1, dan oksigen merupakan atom divalen.
Dengan
melihat konfigurasi elektronnya, dapat diprediksi bahwa oksigen mampu membentuk
dua ikatan sigma karena pada kulit terluarnya terdapat dua elektron tak
berpasangan (2py dan 2pz).
Oksigen juga
dapat terhibridisasi sp2, yaitu dengan mempromosikan satu elektronnya ke
orbital p.
B.
Ikatan
Rangkap Terkonjugasi
Ikatan rangkap
terkonjugasi terjadi
dalam senyawa organik yang atom-atomnya secara kovalen berikatan tunggal dan
ganda secara bergantian (C=C-C=C-C) dan memengaruhi satu sama lainnya membentuk
daerah delokalisasi
elektron. Elektron-elektron pada daerah delokalisasi ini bukanlah
milik salah satu atom, melainkan milik keseluruhan sistem konjugasi ini. Sistem
konjugasi secara umumnya akan menyebabkan delokalisasi elektron di sepanjang orbital p yang paralel
satu dengan sama lainnya. Hal ini akan meningkatkan stabilitas dan menurunkan
energi molekul secara keseluruhan.
Contoh:
Fenol (C6H5OH) memiliki sistem 6 elektron di atas dan di
bawah cincin planarnya sekaligus di sekitas gugus hidroksil. Sistem konjugasi
secara umumnya akan menyebabkan delokalisasi electron disepanjang orbital p
yang parallel satu dengan lainnya. Hal ini akan meningkatkan stabilitas dan
menurunkan energi molekul secara keseluruhan. Konjugasi dapat terjadi dengan
keberadaan gugus pendonor orbital p yang berbeda. Selain ikatan tunggal dan
ganda yang bergantian, sisten konjugasi dapat juga terbentuk oleh keberadaan
atom yang memiliki orbital p secara parallel. Contoh, furan.
C.
Benzena
dan Resonansi
Kebanyakan struktur kimia dapat
digambarkan dengan mudah menggunakan struktur Lewis maupun Kekule, akan tetapi
masalah menarik akan muncul berhubungan dengan penggambaran strukturresonansi.
Mari kita lihat struktur nitrometana.
Dengan
menggambarkan struktur Lewis dari nitrometana, kita membutuhkan ikatan rangkap
pada satu oksigen dan ikatan tunggal pada oksigen yang lainnya. Nitrometana
memiliki dua atom oksigen yang berbeda apabila kita menggambarkannya dengan
struktur Lewis, padahal hasil eksperimen membuktikan bahwa kedua oksigen
tersebut adalah ekuivalen. Kedua ikatan nitrogen-oksigen memiliki panjang
ikatan yang sama, yaitu 122 pm, padahal panjang ikatan tunggal antara nitrogen-oksigen
adalah 130 pm dan nitrogen-oksigen rangkap dua adalah 116 pm.
Dengan
kata lain, kedua struktur Lewis di atas adalah benar secara individual, tetapi
struktur yang lebih tepat adalah intermediet dari keduanya. Bentuk intermediet
tersebut dinamakan hibrida resonan. Masalah yang kemudian muncul adalah bahwa struktur
Lewis dan struktur garis-ikatan tidak dapat menggambarkan
dengan tepat
bentuk dari hibrida resonan. Kedua bentuk struktur Lewis secara individual
disebut bentuk resonan, dan lambang dari resonansi adalah tanda panah dengan
mata panah di kedua ujungnya.
Perbedaan
bentuk resonan haya terdapat pada letak ikatan π dan pasangan elektron
bebasnya. Atomatom itu sendiri tidak mengalami perubahan posisi. Contoh lain
yang menggambarkan dengan jelas mengenai resonansi adalah struktur benzen.
Benzen memiliki enam atom karbon ekovalen dan membentuk sutau cincin aromatis.
Masing-masing
struktur benzen di atas adalah benar, tetapi akan lebih tepat digambarkan
bentuk hibridanya, yaitu:
Aturan
penggambaran bentuk resonansi Untuk menggambarkan
bentuk resonansi dengan benar, kita harus mematuhi
beberapa aturan berikut ini:
a. Masing-masing bentuk resonan adalah imajiner, tidak nyata. Bentuk yang
nyata adalah bentuk hibrid.
b. Bentuk resonan hanya berbeda pada posisi ikatan π dan pasangan elektron bebas.
Dalam struktur resonansi tidak terjadi perubahan posisi atom.
Lihat resonansi nitrometana, hanya posisi ikatan π dalam ikatan N=O dan pasangan
elektron bebas dari O - saja yang berbeda satu sama lain.
Hal
yang sama juga terjadi dengan benzena. Elektron π dalam ikatan rangkap berpindah sebagaimana yang diperlihatkan
dengan anak panah. Akan tetapi, atom karbon
dan hydrogen tetap pada posisi masing-masing
c. Bentuk resonan yang berbeda dari satu senyawa tidak memiliki ekivalensi
Contohnya adalah aseton yang direaksikan dengan suatu basa kuat. Hasilnya
adalah anion aseton dan memiliki dua bentuk resonan. Yang satu memiliki ikatan
rangkap C=O dengan muatan negatif pada salah satu karbon, sedangkan bentuk
keduanya memiliki ikatan rangkap C=C dan muatan negatif pada atom oksigen.
Kedua bentuk resonan tersebut tidak ekivalen, karenanya tidak memiliki bentuk
hibrid dari kedua resonansi tersebut.
d. Bentuk resonansi harus valid berdasarkan struktur Lewis, dan mematuhi
aturan valensi normal
Struktur resonansi seperti
halnya struktur senyawa lain, harus memenuhi aturan oktet. Salah satu contohnya
adalah satu dari resonan ion asetat tidak valid karena atom karbonnya memiliki
lima ikatan dan sepuluh elektron ikatan
e. Bentuk hibrida resonan lebih stabil dibandingkan bentuk resonan secara
individual.
Dengan kata lain, resonansi
akan mengarahkan pada stabilitas. Semakin banyak bentuk resonannya maka senyawa
tersebut semakin stabil.
di sini saya ingin bertanya mengenai benzena dan resonansi :
BalasHapuspertanyaannya yaitu apa yang di maksud dengan struktur resonansi tolong jelaskan dan berikan contohnya!
@ismihasanah terima kasih pertanyaannya, saya akan mencoba menjawab Struktur resonansi adalah salah satu dari dua atau lebih struktur Leweis untuk satu molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya menggunakan satu struktur Lewis. Tanda panah dua arah menyatakan bahwa struktur-struktur yang diberikan merupakan struktur resonansi. Contoh yang menggambarkan dengan jelas mengenai resonansi adalah struktur benzen. Benzen memiliki enam atom karbon ekovalen dan membentuk sutau cincin aromatis.
BalasHapus